Paroki Roh Kudus

Renungan

Home / Renungan
Paroki Roh Kudus

Berjuang Melalui Pintu Yang Sempit

Renungan Hari Minggu Biasa XXI / C

Yes 66:18-21; Ibr 12:5-7,11-13 ; Luk 13:22-30

 

Hari ini adalah hari minggu biasa ke dua puluh satu. Bacaan pertama mengisahkan tentang Tuhan yang memutuskan untuk mengirim sisa Israel ke Tarsis, Put, Lud, Moshech, Rosh, Tubal, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar atau melihat kemuliaan-Nya. Dengan hukuman ini, Israel harus menyadari kesalahannya dan mencari pengampunan dari Tuhan. Dalam bacaan kedua, penulis Surat kepada orang-orang Ibrani menunjukkan bagaimana Tuhan mengoreksi orang-orang yang ia kasihi. Ketika kita melakukan apa yang salah di hadapan Allah, dia tidak membiarkan kita tersesat. Sementara itu dalam bacaan Injil, Yesus memberi jawaban atas pertanyaan utama yang diajukan kepadaNya “Tuhan, sedikit sajakah yang diselamatkan?

Menjadi seorang pengikut Kristus itu tidak mudah. Ada begitu banyak tantangan, cobaan dan godaaan yang akan kita hadapi. Ketika kita setia dalam menghadapi tantangan, cobaan dan godaan dalam hidup sehari-hari, kita akan diselamatkan. Tetapi sebaliknya, ketika kita tidak bisa mengalahkan atau menghadapi tantangan dan cobaan tersebut, sesungguhnya kita tidak akan diselamatkan. Pertanyaan yang diajukan dalam Injil pada hari ini, mungkin juga adalah pertanyaan kita sebagai pengikut Kristus. Bagaimana nasib saya kelak? Apakah setelah mengakhiri hidup di dunia ini, saya akan diselamatkan? Apakah saya akan masuk surga atau neraka?

Allah sendiri telah menganugerahkan keselamatan kepada kita. Keselamatan yang dianugerahkan oleh Allah, nampak jelas dalam diri Yesus Kristus. Apakah kita mau menerima tawaran keselamatan tersebut atau tidak, itu tergantung dari kita masing-masing. Allah, menghendaki agar semua manusia selamat. Tetapi, manusia tetap diberi kebebasan untuk memilih. Ketika kita melakukan kesalahan dalam hidup sehari-hari, Allah tidak meninggalkan kita sendirian dan tersesat.

Tuhan tidak meninggalkan kita sendirian untuk mencari jalan yang benar untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Dalam Bacaan Kedua, penulis Surat kepada orang-orang Ibrani menunjukkan bagaimana Tuhan menegur orang-orang yang ia kasihi. Ketika kita melakukan apa yang salah di hadapan Allah, Dia tidak membiarkan kita tersesat. Kasih-Nya yang sungguh besar menjadi tanda bahwa Allah sungguh mencintai kita. Teguran dan didikan yang diberikan oleh Allah ketika kita melakukan kesalahan adalah bukti bahwa Dia mengasihi kita.

Jawaban yang diberikan Yesus atas pertanyaan yang diajukan kepadaNya, tidak secara langsung menjawabi persoalan tersebut. Tetapi, pertanyaan itu dijawab dengan satu perintah yakni, “ berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu”. Pintu menuju perjamuan kekal atau jalan mengikuti Yesus adalah suatu pintu yang sempit. Banyak orang ragu-ragu atau takut memasuki pintu tersebut. Baru kemudian, ketika sudah terlambat mereka akan berusaha masuk, tetapi tidak akan didengarkan. Mengapa? Karena Yesus tidak mau dipermainkan.

Meskipun sekarang jumlah orang yang mengikuti Yesus hanya kawanan kecil, murid-murid tidak perlu takut, atau putus asa atau ragu-ragu. Akan datang saatnya bahwa banyak orang akan datang dari segala penjuru lagit untuk menikmati jamuan yang telah disediakan Tuhan.

Banyak sedikitnya orang yang percaya atau setia kepada Yesus tidak boleh membuat kita ragu-ragu dalam iman dan putus asa. Tugas kita ialah berjuang dengan tekun dan setia melalui pintu yang sempit agar kelak diterima masuk dalam perjamuan yang disediakan Tuhan bagi kita. Kita tidak boleh ragu-ragu akan perjuangan kita. Kita harus berjuang bagaikan atlit atau olahragawan yang sejati. Ketekunan dan kesetiaan kita dalam hidup sehari-hari akan berbuah manis pada waktunya. Dan kita percaya bahwa kita akan ikut serta dalam perjamuan damai abadi yang telah disiapkan Tuhan bagi mereka yang setia kepadaNya. Amin.

- Diakon Sandro Simanjorang, SVD -